giovedì 29 novembre 2012

Spiritualità della città / spiritualitas kota

è da quasi un anno che sono rientrato in Indonesia. Sento ancora il battito del cuore della bellezza dello studio che ho terminato a Roma un po' più di un anno. Infatti, finora il ritmo di vita è sempre quello... non ci sono tanti cambiamenti. Ero a Roma con 4 milioni di abitanti... adesso a Jakarta, ci sono più di 10 milioni abitanti.... il ritmo della vita frenetica si trova anche qui. La pazzia per il traffico tremendo, la pioggia che porta i problemi con i viaggiatori dei moto-motorini, il tempo breve per la famiglia, il tempo perso per viaggiare ecc. Insomma, la dinamica del vivere in città mi fa riflettere sulla spiritualità della città. Di che cosa si tratta dal punto di vista evangelico?
 
La spiritualità della città è legata al modo di vivere la vita in comunione. Così lo stare insieme con gli altri apre una strada per condividere il principio, il fondamento e il punto di orientamento della vita di ciascuno. Di conseguenza, l’aspetto comunitario della città restringe una vita privata separata dai muri e sviluppa la bellezza della condivisione.
p. alfonsus widhi
misionaris xaverian
 
Spiritualitas kota terkait dengan sebuah gaya hidup dalam kebersamaan. Maksudnya, tinggal bersama orang lain membuka sebuah jalan untuk saling berbagi juga prinsip dan dasar kehidupan, maupun hal- hal yang menjadi orientasi pokk dalam kehidupan. Jika hal ini terus dihidupi, kita bisa berharap bahwa aspek komuniter dari kehidupan di kota bisa makin menekan sebuah kehidupan privat yang dipisahkan oleh dinding-dinding yang tinggi... dan semakin bisa mengembangkan sebuah semangat saling membagi, layaknya dalam sebuah keluarga.
p. alfonsus widhi
misionaris xaverian

martedì 20 novembre 2012

Orang katolik Palestina berseru.....

Apakah yang merupakan gema dari sebuah perseteruan saudara? Seringkali di dalam keluarga ada sebuah perkelahian antara kakak dan adik, yang sebetulnya bermula dari permasalahan amat sederhana. Namun, karena tidak ada rasa saling mengalah dan mencari menangnya sendiri, biasanya perkelahian kecil-kecilan tidak terhindarkan. Boleh dikatakan bahwa inilah perkelahian berdasar cinta kasih... coba saja ditanya sama orang-orang dewasa yang punya banyak saudara. Bagaimana komentarnya bila diingatkan pada sebuah periode ribut-ribut di masa kecil? Mungkin... itulah memoria paling indah di masa kecil untuk saling mengenal.
Namun, ternyata ribut-ribut soal kecil ini bisa membawa efek lain, yaitu dendam kesumat yang bisa tersimpan berhari-hari, bertahun-tahun, bahkan ratusan tahun hingga berabad-abad. Kapan selesainya perseteruan itu? Apakah dendam bisa diwariskan hingga 400 tahun? hingga ribuan tahun?
Situasi apa yang menciptakan iklim kondusif bagi rasa saling mendendam ini? Apakah motif keagamaan, motif kesukuan, motif kekayaan, motif industri seperti penjualan senjata, motif politik... Ah... seandainya masing-masing orang memiliki kerendahan hati, semangat melayani dan mengampuni seperti Claudette Habesch ini.
Dia orang katolik palestina. Dia menyadari bahwa tidak mungkin diteruskan pertumpahan darah. Musti ada rasa mengampuni.. kalau tidak, korban akan terus berjatuhan, termasuk anak-anak kecil ini. Rupanya, dunia sudah tidak pantas lagi untuk menerima kesucian dan kekudusan mereka. Rupanya banyak orang sudah dipenuhi dengan amarah, dengan dendam... sehingga tidak sanggup lagi menerima sebuah senyuman anak-anak kecil ini sebagai berkat kehidupan.
Inilah cuplikan dari wawancara antara Benedetta Capelli dari Radio Vaticana dan Claudette Habesch dari Caritas di Yerusalem. Bagi saya pesan yang dibawa cukup kuat. Semoga menjadi inspirasi kita untuk sanggup mengampuni.

Saya orang palestina. Saya bangga dengan identitas ke-palestinian saya. dan saya katolik, lahir di tanah suci. saya orang katolik dari  Gereja induk dan saya sangat bangga dengan kekatolikan saya. Namun tidak boleh dilupakan bahwa kami adalah satu bangsa yang unik; bahka kita orang katolik menjadi bagian terintegrasi dari populasi orang palestina. Apa yang menimpa saudara saya muslim, menimpa juga saya yang katolik dan menimpa seluruh bangsa palestina. Kita sebagai orang katolik, kita memiliki sebuh peran khusus, yaitu menwartakan pesan Kristus, pesan cinta kasih dan pengampunan. Itulah motivasi yang mendorong kita sekarang untuk melakukan pelayanan tanpa diskriminasi apapun, karena kita semua adalah anak-anak Allah.

alfonsus widhi sx
misionaris xaverian

venerdì 16 novembre 2012

St. Agostino: Riposo

mio confratello Andrea, adesso è un missionario in Mozambico 
 
Il riposo, è il fine  a cui tende la creazione e il suo compimento. E noi siamo artefici con Dio di questa pienezza. Di conseguenza, il riposo è il tempo liberato, è un anticipo del riposo escatologico. È la fine senza fine. (Agostino: sermone IX, 3)
è vero che il riposo è un momento non-efettivo, non-produttivo? A volte si pensa che il riposo è un momento libero, facoltativo, un periodo di non far niente e perciò non si produce nulla! C'è sempre la tensione tra lavorare e riposare. Però, ricordiamoci che il riposo è un periodo difficilmente da passare perchè in esso, l'uomo deve conquistare se stesso!
Buon riposo...
 

Jakarta Blogger's Meeting

Foto A. Costalonga, sx
kehidupan di atas batu
Pada tanggal 15 Desember akan menjadi hari bersejarah dalam kehidupan umat katolik di Jakarta - Indonesia. Hari ini adalah hari di mana penduduk katolik-digital di jakarta bertatap muka di keuskupan. Tak tahulah apa yang akan terjadi! Yang penting untuk didukung adalah keinginan untuk menjadi saksi Kristus sepenuhnya di internet.
Tujuan dari pertemuan ini adalah untuk melihat, menempatkan diri dan membaca tanda-tanda zaman. Hal ini diterjemahkan dengan bertemu secara langsung mereka yang aktif di dalam kehidupan digital, mengetahui harapan dan kebutuhan mereka, untuk mengetahui alasan atau keraguan untuk menggunakan teknologi, menenun sebuah jaringan relasi dan pada akhirnya, mencoba untuk terus menampilkan diri dengan kolaborasi yang lebih baik untuk dapat hadir, bersaksi dan berevangelisasi di dalam dunia digital.
Melihat bahwa ini adalah pertemuan langkah pertama ... maka, ketika komsos KAJ meminta saya untuk sharing pengalaman dalam dunia digital, saya mengusulkan beberapa tema berikut:
Pertama, menyadari perubahan yang luar biasa di Jakarta karena pengaruh teknologi. Mereka yang hadir pada pertemuan ini sangat beragam. Saya pikir kita perlu memiliki titik pijak yang serupa untuk menyadari bahwa struktur manusia berubah. Dalak keluarga pun ada sebuah transformasi relasi did alam komuntias kecil ini. Sering orang tua berkata: anak-anak zaman sekarang lain dari zaman kita dulu! Rupanya, bukan satu atau dua keluarga saja yang mengalami ini... bahkan masyarakat pun bergerak menuju budaya hidup yang baru.
Kedua, realitas dunia online adalah perluasan identitas mereka. Tema kedua ini adalah sebuah proses penyadaran bahwa jati diri manusia itu makin diperluas dengan alat komunikasi yang selalu online di tangan. Kodifikasi orang dengan nomor seri HP, judul blog atau label digital lainnya adalah perangkap yang sangat besar dari transformasi identitas manusia ke identitas digital. Lalu, kita bisa bertanya, Apakah orang di belakang di layar adalah sebuah pribadi manusia? Apakah dimungkinkan sebuah komunitas online dalam dunia digital?
Ketiga, menyadari bahwa di depan kita ada masa transisi. Internet tidak lagi alat komunikasi tetapi merupakan sebuah fenomen budaya baru, yang benar-benar baru dan berbeda. Di sini kita memiliki waktu yang lama ke depan untuk membahas dan menganalisis secara perlahan fenomena ini. Refleksi dan permenungan ini masih perlu selalu membaca tanda-tanda yang mengubah cara tampil jatidiri kita sebagai manusia maupun sebagai pengikut Kristus. Betul-betul kita sekarang berada pada sebuah realitas perbatasan milenium!
Akhirnya, sebagai penutup adalah sebuah sharing pengalaman tukar pikiran dan relasi di dunia online. Misalnya, Vatican Blogger Meeting satu hari setelah beatifikasi Paus Yohanes Paulus II, lalu beberapa kegiatan dari Blogueros con el papa, testimoni digitali, evangelización catolica,   katalogisasi situs-blog di italia oleh Francesco Diani, ada juga cathopedia yang ingin menjadi sarana teologis, tetapi pastoral untuk umat Tuhan. 
Berbagai realitas ini membuat saya berpikir ... benar-benar, kita bisa mengambil langkah kecil, namun konstan, - bahkan pada level dunia atau untuk memimpin dunia -, untuk memperkuat kesaksian katolik kita di dalam internet.
Untuk alasan ini, saya ingin mengajak teman-teman yang terlibat dalam jaringan, agar mau berbagi pengalaman, menulis atau mengirim pesan ke pertemuan kami di Jakarta, yang bagi kami ini adalah sebuah langkah awal, sebuah tunas yang kami harap akan tumbuh dan berkembang.
p. alfonsus widhi sx
misionaris xaverian

Jakarta Blogger's Meeting

Foto di A. Costalonga, sx a Marmolada
la vita sulla roccia
 

Il 15 dicembre saràun giorno storico nella storia dell’anno della fede a Jakarta – Indonesia. è ungiorno in cui gli abitanti digitali si incontrano faccia a faccia in salone del vescovado. Chissà cosa accadrà! La cosa importante da sostenere è la voglia per diventare testimoni di Cristo in modo pieno, avendo la tecnologia a portata di mano.
L’obiettivo di questo incontro è vedere, collocare e leggere i segni dei tempi. Cioè, incontrare gli abitanti digitali, sapere le loro speranze ed esigenze, sapere il motivo o il dubbio per utilizzare la tecnologia,  intrecciare le reti di relazione come il primo passo per costruire qualcosa e alla fine, cercare di continuare una collaborazione migliore per presentarsi come testimoni ed evangelizzare nella rete.
Visto che questo incontro è proprio di primo passo… allora, quando l’ufficio della comunicazione sociale della diocesi mi ha incaricato per condividere la presenza nella rete e raccontare un po’ la presenza cattolica di vari gruppi che si impegnano nella rete, penso di proporre qui alcuni temi:
Primo, conoscere il cambiamento notevole in Jakarta a causa dell’influsso della tecnologia. Quelli che sono presenti in questo incontro sono vari. Credo che bisogna avere una base di partenza comune, rendersi conto che anche il modo di relazionarsi nella famiglia sta cambiando. Poi, questa famiglia non vive il cambiamento da solo, ma anche le altre famiglie e la società si sta muovendo verso una nuova cultura di vita.
Secondo, la realtà del mondo on-line è un’espansione della propria identità. Vorrei sottolineare in questo secondo punto che siamo tutti raggiungibili, avendo uno strumento di comunicazione sempre accesso. Codificare la persona come una serie di numero è una trappola molto larga. È possibile rendere persona l’immagine dietro lo schermo?
Terzo, di fronte a noi c’è un periodo di transizione. L’internet non è più uno strumento ma è una nuova cultura. Qui abbiamo un lungo tempo per discutere e per analizzare pian-piano, leggendo sempre i segni che trasformano il nostro modo di essere. Siamo proprio sulla frontiera del millennio?
Ultimo, è raccontare alcuni eventi fatti nel mondo della rete. Ho partecipato il Vatican Blogger Meeting un giorno dopo la beatificazione del papa Giovanni Paolo II. Ho seguito felicemente, solo per citare alcuni movimenti come quelli di Blogueros con el papa, la rete di testimoni digitali  e di evangelizacioncatolica.org.. … Mi attrae in modo in cui si cataloga dei siti e blog di Francesco Diani anche. Poi mi attira attenzione il progetto di cathopedia che vuol diventare uno strumento teologico, ma pastorale per il popolo di Dio. Poi ci sono vari modi di presenza in altri strumenti di social media che mi fanno pensare… davvero, possiamo fare un piccolo passo, ma costante – anche al livello mondiale o per guidare il mondo – per fortificare la nostra testimonianza cristiana nella rete.
Per questo, vorrei invitare gli amici impegnati nella rete, per condividere la vostra esperienza, per scrivere o mandare un messaggio al nostro incontro a Jakarta, che è per noi proprio un piccolo passo d’inizio.
p. alfonsus widhi, sx
missionario saveriano

mercoledì 7 novembre 2012

Testi spirituali - Teks bacaan rohani

Questa pagina ci propone uno strumento meraviglioso. Quando ho aperto per la prima volta teologia spirituale.it, mi sembrava di sognare! è incredibile che qui si può incontrare i testi antichi tradotti anche in varie lingue. Quei testi non sono semplicemente i prodotti dell'antichità cristiana, ma rivela soprattutto l'esperienza di fede dei singoli. e comunitari..... e a partire da questa amicizia con Dio, tante persone sono ispirate a crescere nella sequela del Signore, nella santità fondata sull'incarnazione di Cristo e nelle relazioni sociali con il prossimo. Ringrazio tantissimo ai direttori di questa pagina. è davvero un aiuto molto importante, sopratutto per noi che ci troviamo lontani geograficamente dalle fonti molto preziosi per il nostro cammino di fede. Buona lettura.

Halaman ini memberikan kepada kita sebuah sarana yang amat berharga. Ketika pertama kali saya membuka teologia spirituale.it, seolah-olah bermimpi rasanya. Karena apa? Karena di sini ditemukan berbagai sarana luar biasa dan amat berguna untuk memperkaya khasanah bacaan rohani kita. Memang sih tidak ada terjemahan bahasa indonesia.Namun, dari beberapa teks yang ada, halaman ini tidak hanya menyajikan sebuah produk antik dai zaman kuno, melainkan menyingkap sebuah pengalaman iman personal dan komuniter. Para penulisnya pun menunjukkan kualitas relasi perhabatan yang mereka jalin dengan Allah. Maka, banyak orang terinspirasi untuk berkembang dalam sequela Kristus, dalam upaya bertumbuh dalam kesucian berdasar inkarnasi Kristus dan dalam relasi dengan sesama. Terimakasih banyak pada para pengelola situs ini. Sungguh merupakan sebuah sumbangan yang amat berharga, terutama bagi kami yang tinggal jauh secara geografis dari sumber-sumber tradisi tertulis iman kita. Selamat membaca.

p. alfonsus widhi sx
postulat misionaris xaverian
Bintaro - Indonesia

sabato 3 novembre 2012

Kapel Sistina - Sistine Chapel

Inilah salah satu tempat bersejarah di dalam dinamika kehidupan Gereja katolik universal. Di tempat ini lahirlah pemimpin-pemimpin yang menyuarakan pengharapan bagi dunia. Mereka yang terpilih di tempat ini pun dipanggil untuk terus setia pada perutusan mereka. Di dalam kesetiaan itulah dunia terus terbantu untuk mengayunkan langkahnya dalam menyambut fajar dan hari baru dengan iman, harapan dan kasih. Kini, kita bisa menikmati keindahannya lewat dunia cyber... tentu rasanya akan lain jika kita mendapat kesempatan secara fisik untuk hadir di tengah ini, mengagumi keindahan karya seni.. yang ternyata tidak terbatas pada sebuah goresan tinta di dinding, namun lukisan-lukisan itu menyuarakan sesuatu yang lebih: cermin keindahan Allah di dalam dunia. Bila anda berkenan, silahkan membuka situs ini untuk mengkontemplasikan keindahannya.
 
Questa sala è una tra tanti luoghi sparsi nel mondo che racconta la dinamicità della vita della Chiesa univesale. In essa è nata tantissimi responsabili che parlano della speranza per il mondo. Coloro che sono stati scelti in questo posto sono chiamati ad essere fedeli al loro mandato, al mandato di Cristo stesso che, inviando gli apostoli, ha detto: Andate in tutto il mondo e predicate il vangelo!
Fedeli a questo mandato, il mondo è stato aiutato in vari modi per accogliere i nuovi giorni con una nuova speranza in Cristo, che dia la luce ogni giorno.
Grazie allo sviluppo della tecnologia che ci permette adesso di contemplare la bellezza dei dipinti di questa sala. Quei colori raccontano non soltanto una storia, ma soprattutto una esperienza di fede.
alla fine, vi invito a condividere la mia gioia di aver trovato questa pagina, per contemplare la bellezza della fede in Cristo raccontata nei dipinti.
Buona domenica,
P. Alfonsus widhi sx
postulantato-noviziato dei missionari saveriani
jakarta - Indonesia

Model-model evangelisasi alternatif - kontekstual (01)

 
Gimana sih caranya ngewartakan Yesus Kristus pada manusia-manusia zaman sekarang? Kayaknya repot dan nambah kerjaan dech…. Boro-boro mikirin mo ngewartakan, orang kita beriman aja bernafas senèn kemis.. hahahaa…. Tapi klo dipikir-pikir, emang da rasa kewajiban juga sih, soalnya si Boss besar yang suruh kite-kite untuk mewartakan Injil-Nya sampai ke penjuru dunia. Buat tiap orang dan tiap generasi katolik pokoknya sama! Gak ada lebih kurangnya. Karena gak berubah-ubah gitu kali ya yang bikin selalu baru dan aktual. Lho.. katanya sama dari dulu.. mana aktualnya? Dah karatan kali… eh, itu kan pikiran elo! Kalo guè bilang, aktualnya dan barunya itu adalah trendnya yang berkembang tiap zaman. Kreativitas dari masing-masing actor untuk buat metode yang yahut dalam skenario situasi sosial yang menginterpelasi Gereja pada periode tertentu. Bukannya kita musti kreatif juga buat kasih alasan yang tepat tentang pengharapan yang terus kita bawa dalam kristus. Wah.. klo dah diskusi serius gini, mana guè tahan!!!!
Baik… ini cuman sebagai pembuka buat satu seri di blog ini untuk bicara soal model-model evangelisasi alternatif – kontekstual. Kayak yang jalan ketiga, yang alternatif itu khan lagi ngetrend zaman ini to… makanya, guè gak mau ketinggalan pake yang alternatif kayak ginian. Tapi, sebenernya sih, ini paper yang sudah diseminarkan pada extension course teologi di STF Driyarkara. Cuman bahasanya beda kali ya.. mungkin juga karena blog, kita pake gaya bahasa yang sederhana kali ya… biar situ gak pusing-pusing amat.
Makanya, untuk bantú kite-kite semua. Inti paper ini mau tetep menjaga kebaruan dan aktualitas gaya kita sebagai saksi iman pada Yesus. Kalau diri dah bisa bertobat, itu dah bagus dech….. paling tidak buat ngebuktiin pada temen-temen, sodare sodara di tempat kita hidup, bekerja, beranak cucu… dan sapa tahu, ada diantara kite-kite yang mau mengkopi surat Paulus pada jemaat di Filipus: bagiku, hidup adalah kristus dan mati adalah keuntungan. Baik matinya dia dan hidupnya dia, itu tetap berbicara dan meneguhkan iman banyak orang…. Ceile… kerèn amat!!!
Tapi ati-ati ye…. Klo baca seri ini, jangan sampe terjebak pada mencari metode doang dan lupa, klo mewartakan isinya!!! Wah, ini mah gak kerèn lagi namanya… makanya, ntar seri yang bagian pertama itu, kita akan menjernihkan istilah-istilah yang sering kita pakè. Lalu… beberapa seri akan meliat struktur dunia dan manusia yang alternatif dan kontekstual. Manusia alternatif itu yang gimana yak? Kita tunggu…. Lalu dalam seri penutup, wah … ini pasti ditunggu-tunggu, yaitu soal beberapa matriks buat sebuah model yang konkret, kontekstual, praktis, simple dan sederhana untuk bisa diterapkan dan dipraktekkan terutama pada diri sendiri.. hehehe…. Emang situ mau mengevangelisasi orang lain tanpa diri elo bertobat? Gak bisa donk!
See you dulu lah… ntar kita lanjutkan next time di serie 01.
Ciao.
alfonsus widhi sx
postulat xaverian bintaro

Lettura d'oggi

Friends